Senin, 01 Februari 2010

" surat buat ibu"



Ibu,
Hal yang paling membuatku bahagia adalah ;

Ketika aku menulis apa saja tentang Cinta dan Kasihsayangmu...

Cerita-cerita terbaik tentang dirimu menuturkan hal-hal kecil tentang kebenaran.

Aku tak perlu kata-kata canggih untuk memaparkannya.


Ibu
seperti jala pengaman ketika aku mencoba terbang terlalu tinggi,

-Kau tidak akan membiarkanku terluka-

Tidak peduli setinggi apa aku terjatuh.


Ibu akan selalu membantu menyembuhkan lukaku sebelum kau menyadari dirimu juga terluka.


Ibu selalu menghapus airmataku ketika aku menangis,

Ibu selalu menggenggam tanganku disaat aku ragu,

Ibu selalu mendekapku disaat aku takut,

Ibu juga selalu menyuruhku 'tuk tetap bertahan ketika aku merasa lelah-ingin menyerah.


Dan aku……

Aku ingin sekali bisa membaca hatimu disetiap desah nafasmu,

Aku ingin menemukan jawabannya tanpa harus bertanya ;

Aku menemukan penderitaan yang lebih besar disana...

Tapi Ibu bisa menyembunyikannya dibalik senyuman.


Setiap malam sebelum tidur Ibu selalu berdoa ;

Supaya Tuhan sekali lagi saja mengijinkanmu melihat matahari,

Karena Ibu selalu berharap untuk bisa memenuhi satu saja impianmu lagi...


Bagi Ibu, setiap pagi adalah janji,

Setiap matahari terbit tak boleh dilewati,

Dan karena kata Ibu, "Kita akan berlomba dengan surya 'tuk berebut kehidupan."


Kasih sayang Ibu sebagaimana padang rumput mengasihi musim semi ;

Jika Ibu menyeru namaku dan mendengar jiwaku,

Seperti pantai menyeru dan mendengar kisah – kisah gelombang.


Ketika kupinta setangkai bunga pada Ibu,Ibu memberiku setangkai mawar merah yang menawan,

Jika kuminta satu menit saja pada Ibu,

Ibumalah memberiku seluruh hari yang indah.


Kupikir bahagiaku belum cukup.

Dan ketika aku meminta lebih banyak,

Aku cukup menjatuhkan saja diriku disini,

Karena Ibu selalu ada untuk semua alasanku.
..

Cintamu mengelilingi setiap sel tubuhku,

Berkelana dalam pendar darahku,

Memeluk dan merengkuh hatiku.


Cintamu senantiasa bergerak melihat segala sesuatunya dari mata jiwamu,

Setetes demi setetes, seperti gerimis yang membasahi tanah sekarat,

Seperti embun yang membebaskan rumput dahaga.


Ibu selalu siap jadi tumpuan gelisah dan sedihku,

Meski raga tak lagi menyatu.

Tapi...

Hati Ibu bicara dari kedalamannya...




Ibu... 'Selamat Hari Ibu' ... 0^_^0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar